Musik tidak cuma merupakan materi hiburan
yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk
merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa
dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Sumber : Majalah
Intisari Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny.
Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah
bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata
kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman.
Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang
tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat
perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik
sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Dari situlah ia lalu berusaha
untuk selalu mendengarkan musik klasik. Dalam perjalanan ke kantornya, musik
yang buat banyak orang terasa berat itu terus mengalun dari kaset di dalam
mobilnya. Baginya mendengarkan musik klasik bukanlah kegiatan aneh apalagi
membosankan karena kebetulan ia pencinta musik klasik. Ia justru terhibur di
tengah-tengah kemacetan lalu lintas ibukota. Kedua belahan otak harus imbang
Mendengarkan musik klasik sebenarnya
merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil
kepada janin di dalam kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami Munandar
dalam seminar "Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik terhadap Janin dan
Kehamilan", di Jakarta, November silam. Menurut guru besar Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia itu, stimulasi tersebut meliputi stimulasi
fisik-motorik dengan "mengelus-elus" jabang bayi melalui kulit perut
sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan
stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur
perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya. Pada janin, musik akan
merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena
masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga
bayi berusia tiga tahun. Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari
FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi, koordinator Parent Education Program RSAB
Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya
tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri, tetapi juga otak kanannya. Oleh
para pakar, organ pengontrol pikiran, ucapan, dan emosi ini memang dibedakan
atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan
dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik,
imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta
pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan
fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan
peristiwa), logika, dan analisis. Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan
secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki
kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika,
dia juga mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik. Sementara itu
bagi ibu hamil, musik - terutama yang klasik - bisa membebaskannya dari stres
akibat kehamilan. Ini sangat baik sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo
Sp.OG. MMR, stres yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi
ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita
hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat
pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin.
Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin
berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa
dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik klasik, terutama
karya Mozart. Memang, tidak setiapibu hamil menyukai musik klasik. Namun, kalau
didengarkan secara berulang-ulang hingga hafal, akan terasa letak indahnya
musik klasik ini. Keindahan dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu
istimewa. Cukup 30 menit sehari
Mungkin semua jenis musik, dari yang
tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun,
hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik
klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam
menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987),
seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak
dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya. Mendengar
alunan musik yang tenang, jantung si janin berdenyut dengan tenang pula.
Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik
bagi si bayi. Sekadar contoh, seperti diberikan Utami, seorang bayi berusia
tiga bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampu menggerakkan
badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks, gerakan
bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia menunjukkan
ketidaksenangan. Sementara untuk merangsang belahan otak kiri yang bertanggung
jawab terhadap kemampuan akademik, tambah Isye, musik dengan syair yang
mendidik terbukti memberi pengaruh baik. "Saya menggunakan lagu-lagu
anak-anak Indonesia. Itu merupakan eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi yang
saya gunakan selama ini ternyata ada gunanya. Bayi yang dilahirkan, ketika
berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif
seperti anak usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya
belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ''a-e-o''. Tapi bayi yang, ketika
masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata
itu, kemampuan berbahasanya lebih cepat," ungkapnya. Isye juga menyatakan,
lagu anak-anak yang dipilih untuk terapi cukup dua tiga lagu. Musik bersyair
itu misalnya lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu Kasur. Menurut dia,
Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. "Pada akhir lagu itu ''kan
ada syair ''... ciptaan Tuhan''. Jadi sejak janin, calon anak ini sudah
mengenal kata Tuhan," jelasnya. Stimulasi perkembangan otak janin ini bisa
dilakukan sejak usia kehamilan 18 - 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan,
Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat
mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons
berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung. Bahkan, pada
usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik.
Mendengarkannya bisa dilakukan di mana saja. Namun, untuk tujuan terapi sebaiknya
dilakukan di tempat khusus untuk terapi dan dipandu oleh pakarnya. "Di
tempat terapi ini akan tercipta suasana kebersamaan. Dengan kebersamaan itu,
mereka bisa bertukar pengalaman dan sebagainya, sehingga saat menghadapi
persalinan persiapan mental mereka sudah bagus dan rasa percaya dirinya juga
bagus," jelas Isye. Di samping itu ibu hamil dianjurkan pula mendengarkan
musik di rumah secara teratur. Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti
melalui tahapan relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi
terhadap janin. "Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan relaksasi
progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan mengencangkan otot-ototnya, mengatur
pernapasan dan sebagainya. Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi
mental. Dalam relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang bersifat
sugesti dan menguatkan. Jadi secara fisik mereka rileks, dan saya membawa
mereka ke dalam suasana di mana mereka bisa melupakan semua konflik yang mereka
rasakan sebelumnya. Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat diberi
instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik yang bisa
membangkitkan perasaan rileks.
Jika ada yang tertarik album-album musik klasik untuk bayi seperti:
Baby Einstein - Art Time ClassicsBaby Einstein - Baby Bach
Baby Einstein - Baby Beethoven
Baby Einstein - Baby Mozart - Concert For Little Ears
Baby Einstein - Baby Vivaldi
Baby Einstein - Classical Animals
Baby Einstein - Holiday Classics
Baby Einstein- Playtime Music Box
Ultrasound - Music for the Unborn Child
Vol.1 The Mozart Effect - Music for The Mozart Effect
Vol.2 The Mozart Effect Music for Babies Series (for Mom and Kid upto 3 year)
Vol.3 The Mozart Effect for Children (for Kid from 2 year)Baby Brain IQ & EQ Booster
Music for Babies
Music for Mama
dan masih banyak lagi.
Tersedia dalam DVD dan CD
0 komentar:
Posting Komentar